Tuesday 6 December 2016

Translation of the week. Paper 1 ; United States

Source : http://www.nzherald.co.nz/united-states/news/headlines.cfm?l_id=110

Source Text

Alice Hall met Jon Kennedy while playing the virtual farming game Hay Day, right.
It's time to delete Tinder - a Te Awamutu woman has met the love of her life living 11,711km away in Texas while playing a mobile farming game.
Mother-of-four Alice Hall, 31, had just gone through the end of her marriage when she met Jon Kennedy while playing Hay Day, a game where players grow crops on a virtual farm and trade with others.
Looking for a distraction from the turmoil of a relationship break-up late in 2014, she instead found her soulmate in Kennedy, who was living in a tiny town of 16,788 called Mineral Wells in Texas.
Hall said Kennedy tracked her down on Facebook and reached out to her when he noticed she hadn't been as active on the game as before.
"He asked why I wasn't on the game as much and I told him what was going on and he said he was going through a similar thing himself," she said.
"We just kept talking on Facebook chat here and there, and it just became more and more from there."
She wasn't initially impressed after trawling through the 30-year-old's photos on Facebook.
"I wasn't that keen because he had a big beard, a big hat and a gun, and I was just like nah, not my type."
As they continued to chat his personality eventually won her over.
"It was nice to have someone to talk to ... the more I talked to him, the more I started liking him."
The online chats turned into long conversations over the phone, and then video calls through Skype.
"Then I thought, actually he's not that bad looking," Hall said.
"You start to like someone for their personality and you don't really care. Everything was so similar with us, we liked the same movies and the same music and everything, and we decided we really had to meet. We were talking every single day for hours and hours and hours."
Two months after they started talking Kennedy booked a flight to New Zealand to meet Hall, who was full of nerves when she picked him up from Auckland Airport.
"He flew into New Zealand on February 4, 2015, and he'd never been on a flight for more than three hours in his life.
"Immediately I liked him. I said to him 'what will happen if we have no chemistry?' and he said 'well, it will be a long two weeks' because he had planned to stay for two weeks.
"But it was perfect, he was so amazing, he's 6'2", and good-looking, just amazing."
Importantly for Hall, Kennedy was loved by her four children, Summer, 10, Dillon, 7, and twins Bentley and Weston, 4.
Kennedy was a bit overwhelmed at first about having travelled halfway across the world to see a woman he had never met in a country he couldn't point out on a map, but Hall said once they began spending time together they quickly fell in love.
"Considering he thought New Zealand was above Australia before he came here ... he kept calling me an Aussie on the game, but he learnt pretty quick that New Zealand wasn't actually Australia."
After two weeks together, Kennedy was ready to up sticks and be with Hall in New Zealand.
"I told him I'll think about it, but I just couldn't say no. It was a big call because he'd have to move in with me, but I couldn't say no," she said.
"We never looked back."
The pair have been to Texas to meet Kennedy's parents, who disapproved of the sudden union.
"He's their only son, he's their golden child ... and it was a big deal for him. They called New Zealand a pithy little island with no opportunities, they were just a bit closed-minded. It was an interesting experience," she said.
Undeterred, Kennedy quit his job in the oil and gas industry and booked a one-way ticket to Te Awamutu.
The couple are now preparing for their wedding after Kennedy proposed to Hall in October, but have given up playing the game that brought them together.
"I never expected anyone even if they were down the road to want to move in with me and four children, let alone give up everything and move here," Hall said.
"He said 'You're everything I ever wanted, and why would I want to stay here when that's what I want?'.
"We don't play the game anymore, but it's amazing to think he was just a random name I was trading carrots with.
"We've both been married and I never thought I'd get married again, but I know he's the right person. We're just best friends, I've never had a best friend like this before."

TargetText
Amerika Serikat
Alice Hall pertama kali bertemu dengan Jon Kennedy ketika ia memainkan permainan ladang sungguha Hay Day. Seorang wanita asal Te Awamutu telah bertemu belahan hatinya yang tinggal 11,711 km jauh di Texas saat memainkan permainan ladang.
Ibu dari empat anak ini yang berusia 31 tahun, telah merampungkan pernikahannya ketika ia bertemu Jon Kennedy saat bermain Hay Day, sebuah permainan dimana para pemainnya menanam tanaman di sebuah ladang yang tampak sungguhan dan menjualnnya hasilnya kepada para pemain lainnya.
Niatnya ingin mencari ketenangan atas kekacauan rumah tangga yang dialaminya di tahun 2014, Hall justru bertemu dengan belahan hatinya Kennedy, seorang lelaki yang tinggal di sebuah kota kecil berpenduduk 16.788 jiwa di Menaral Walls, Texas.
Hall mengatakan bahwa Kennedy mengikutinya dan mendekatinya melalui akun Facebook miliknya kemudian dia menanyakan mengapa Hall tidak lagi bermain dengan aktif di Hay Day seperti saat sebelumnya.
“Dia menanyakan mengapa Aku tidak lagi bermain seaktif dulu dan Aku katakan padanya apa yang terjadi dan dia mengatakan bahwa ia juga berada dalam situasi yang sama” Hall berkata.
“Kami terus berbicara melalui Facebook mengobrol kesana kesini, dan hal itu telah berlangsung dan makin berkembang”
Dia pada mulanya tidak merasakan adanya ketertarikan apalagi setelah melihat koleksi poto-poto Facebook dari Kennedy , seorang laki-laki berusia 30 tahun.
“Aku tidak begitu tertarik karena dia memiliki jenggot yang lebat, sebuah topi yang besar dan sebuah pistol, dan Aku berpikiran bahwa dia bukanlah tipeku sama sekali”
Setelah mereka mengobrol tentang kepribadian satu sama lain, ia  (Kennedy)mulai memenangkan hati Hall.
“Rasanya sangat menyenangkan memilikinya sebagai teman mengobrol...semakin Aku mengobrol dengannya, semakin Aku menyukainya.
Obrolan singkat di dunia maya lambat laun berubah menjadi obrolan panjang melalui telepon, dan kemudian menjadi panggilan video melalui Skype.
“Kemudian Aku berpikir, bahwa sebenarnya dia (Kennedy) tidak begitu berpenampilan buruk” kata Hall.
“Tanpa disadari ketika kamu mulai menyukai seseorang karena kepribadianya maka tak akan ada lagi yang dipedulikan. Begitu halnya dengan kami, kami menyukai banyak hal, film dan musik yang sama, dan kami memutuskan bahwa kami harus benar-benar bertemu. Kami mengobrol berjam jam setiap hari.”
Dua bulan setelah mereka mulai mengobrol, Kennedy memesan tiket ke New Zealand untuk bertemu Hall, Hall merasa sangat gugup ketika ia menjemputnya dari bandara Auckland.
“Dia terbang ke New Zealand pada 4 Pebruari 2015, padahal sebelumnya dia tidak pernah terbang lebih dari 3 jam dalam hidupnya.”
“Seketika itu Aku menyukainya. Aku mengatakan padanya ‘Apa yang akan terjadi jika kita tidak punya ketertarikan?’ dan dia berkata ‘Maka, ini akan menjadi dua minggu yang begitu panjang’ karena pada saat itu dia merencanakan untuk tinggal selama dua minggu.”
“Tapi saat itu benar-benar sempurna, dia begitu luar biasa, tingginya 6 kaki dan 2 inci (sekitar 185 cm), dan dia berpenampilan menarik, begitu menawan.”
Yang terpenting bagi Hall, Kennedy disayangi oleh keempat anak-anaknya yakni, Summer berumur 10 tahun, Dillon berumur 7 tahun, dan sikembar Bently dan Weston yang berumur 4 tahun.
Kennedy sedikit berlebihan pada mulanya karena melakukan perjalanan ke bagian tengah dunia yang ia sendiri tidak bisa temukan dalam peta hanya untuk bertemu wanita yang belum pernah ia temui sebelumnya, tetapi Hall mengatakan ketika mereka mulai menghabiskan waktu bersama-sama mereka kemudian jatuh cinta.
“Dia (Kennedy) pikir sebelumnya New Zealand berada di Australia ....dia terus memanggilku seorang Aussie (sebutan untuk orang Australia) dalam permainan Hay Day, tetapi dia belajar begitu cepat dan dia sadar bahwa New Zealand bukanlah berada di Australia.”
Setelah dua minggu bersama-sama, Kennedy telah siap untuk menetap dan tinggal bersama Hall di New Zealand.
“Aku mengatakan kepadanya bahwa Aku akan memikirkannya, tetapi Aku tidak mampu berkata tidak. Saat itu merupakan keputusan yang berat karena dia akan pindah kesini bersamaku, tetapi Aku tidak mampu berkata tidak.” Hall berkata.
‘Kami tidak pernah melihat kebelakang,”
Pasangan itu kemudian menuju Texas untuk bertemu dengan orang tua Kennedy, orang tua Kennedy menolak keputusan mendadak yang mereka buat.
“Dia adalah anak mereka satu-satunya, dia adalah anak emas mereka...dan dialah harapan terbesar. Mereka menyebut New Zealand sebagai sebuah pulau kecil yang menyedihkan dengan tak ada kesempatan, mereka sedikit berpikiran dangkal. Saat itu adalah pengalaman yang menyenangkan.” Hall mengatakan.
Tanpa terhalangi, Kennedy keluar dari pekerjaannya di sebuah industri minyak dan gas dan terbang menuju Te Awamutu.
Pasangan itu sekarang tengah mempersiapkan pernikahannya setelah Kennedy melamar Hall di bulan Oktober, namun mereka tidak lagi memainkan permainan yang telah membawanya bersama-sama.
“Aku tidak pernah menyangka akan ada seseorang yang rela mengorbankan segalanya dan pindah ke New Zealand hanya demi Aku dan ke empat anakku” Hall berkata.
“ Dia mengatakan ‘Kaulah segalanya yang Aku inginkan, dan kenapa tidak Aku tinggal disini bersama apa yang Aku inginkan tersebut?’ ”
“Kami tidak lagi memainkan permainan itu lagi, namun itu luar biasa ketika membayangkan bahwa sebelumya ia hanyalah orang asing tempatku menjual wortel-wortel.”
“ Kami berdua sama-sama pernah menikah dan Aku tidak pernah berpikir Aku akan menikah lagi, tetapi Aku tahu bahwa dia adalah orang yang tepat. Kami adalah teman baik, Aku tidak pernah memiliki teman yang sebaik ini sebelumnya.”

No comments:

Post a Comment